Sabtu, 26 Februari 2011

MENGENAL KUALITAS FILM


Mungkin sebagian dari kita kurang begitu mengenal film jika dilihat dari kualitas resolusi gambarnya. Mencari film pun dapat diunduh dari internet dengan mudah (bagi yang tahu caranya). Namun saat download kadang kita kecewa karena kualitas gambar ataupun suara tidak sesuai harapan kita. Untuk itu kita perlu mengenal istilah-istilah tentang kualitas film.
Di bawah ini beberapa istilah kualitas film yang sering muncul ketika kita akan mendownload sebuah film;
  • Bluray/HD : Resolusi jauh lebih besar yaitu 1920x1080 atau 1280x720 (tergantung filenya). Konsekuensinya, file jadi besar dan memutarnya juga berat, sehingga diperlukan spesifikasi komputer yang tinggi juga. kalau tidak nanti jadi patah-patah. Kualitas ini jauh lebih baik dari DVDRip.
  • m-HD : mini/micro HD, hampir sama dengan HD, tetapi dengan resolusi yang lebih kecil yaitu 1280x5xx, sehingga ukuran filepun juga lebih kecil dibandingkan HD.
  • BRRip : Ripper dari Bluray. Kualitasnya jauh lebih bagus dari DVDRip namun membutuhkan spesifikasi hardware yang lebih tinggi pula . Jika hardware komputer (VGA dan lain-lain) tidak memadai maka film akan terlihat patah-patah.
  • DVDRip : yaitu merupakan salinan dari DVD Original. Kualitas gambar dan suaranya baik sekali. DVDRip akan ada jika DVD Originalnya telah ada di pasaran. Bisa mendukung maksimal 720x480 atau 720x576.
  • TC (Telecine) : yaitu metode pengkopian film digital langsung dari pita. Kualitas suara dan gambarnya sudah sangat baik. Namun karena peralatan yang dibutuhkan untuk merekam telecine ini sangat jarang ditemui dan sudah menjadi langka.
  • DVDScr : yaitu merupakan dupiklat dari promo DVD yang akan digunakan sebagai promosi. DVDScr akan ada sebelum DVD originalnya keluar di pasaran. Kualitas gambar dan suaranya hampir setara dengan DVDRip, hanya saja pada gambar video sering terdapat beberapa tulisan penjelasan yang terpampang di layar tentang DVD tersebut yang biasanya sedikit menggangu kita.
  • R5 : untuk tipe ini, kualitas gambar hampir setara dengan DVDRip, tetapi untuk kualitas suara biasanya agak jelek (cempreng), meskipun ada beberapa yang kualitas suaranya sudah bagus, namun tetap saja masih ada sedikit noise sehingga mengurangi kenyamanan dalam menonton film tersebut.
  • CAM : kualitas jenis ini merupakan hasil dari rekaman camera digital, langsung di bioskop sehingga kadang penonton yang lalu lalang ikut terekam. Rekaman kualitas ini biasanya menggunakan mini tripod sehingga sering terdapat sedikit goncangan. Kualitas video ini sangat jelek.
  • TS (Telesync) : kualitasnya hampir sama dengan jenis CAM. Namun kualitas gambar dan suara TS sedikit lebih baik dari CAM karena TS merupakan CAM yang telah dilabel ulang.
  • Workprint : film yang belum diedit efek visualnya secara keseluruhan. Bisanya terdapat adegan yang hilang, suara yang tidak beraturan. Kualitas film ini bervariasi dari yang paling baik hingga yang paling buruk.
  • VCD : biasanya digunakan untuk transfer kualitas rendah (CAM / TS / TC / Screener (VHS) / TVrip (analog) untuk membuat ukuran file yang lebih kecil.
  • PPV : Pay Per View, Jadi bayar setiap kali filmnya, semacam TV Kabel, nah ini di RIP jadi kualitasnya hampir VCDRip --> by anonymous
Saat ini lagi sering dibicarakan akan dilarangnya film film luar negeri masuk Indonesia. Namun dengan dilarangnya  film luar negeri apakah serta merta akan membuat orang-orang akan berduyun-duyun ke bioskop untuk nonton film lokal. Masyarakat pun sudah tahu jawabannya, semua tergantung dari daya saing film lokal itu sendiri. Sebenarnya akar permasalahannya adalah hanya pajak film luar negeri yang tergolong murah untuk masuk Indonesia kok. Masalah itu biar dipikirkan oleh beliau-beliau yang berkompeten saja, mudah-mudahan film luar negeri tetap bisa kita nikmati baik di bioskop maupun layar TV. Soalnya kata Mira Lesmana, kita masih perlu kok belajar dari film luar negeri macam produk Hollywood demi menciptakan film lokal yang bermutu, bukan hanya pamer horor, keseksian dan monoton ceritanya. Tapi film lokal yang berkualitas ya macam Laskar Pelangi, Denias, Petualangan Sherina, King, Garuda di Dadaku. Hayo siapa yang berani mengangkat cerita si Unyil ke layar lebar, DITUNGGU. Unyil itu asli produk Indonesia hasil karya Bpk. Drs. Suyadi (pak Raden), kalau sekarang muncul laptop si Unyil. Kalau Sinetron, "comment" sedikit saja, yang cinta sinetron jangan tersinggung ya. Habisnya banyak adegan yang nggak masuk akal :
- Kecelakan mobil, hanya penyok bemper depan saja sampai patah tulang & opname di RS.
- Kebanyakan luka itu di jidat & kepala dibalut melingkar penuh.
- Adegan kejar-kejaran (mobil / motor) di komplek perumahan elite seolah-olah dengan kecepatan 100 km/jam, tapi jelas-jelas efeknya ketahuan kalau sebenarnya nggak ngebut.
- Tokoh yang jatuh miskin, tapi kalau dilihat dari kacamata penduduk Indonesia yg msh di bawah standar hidup layak, jelas tokoh mereka masih kaya. (baju bersih, punya telp rmh, hp)
- Tema : amnesia, anak ketukar, selingkuh, rebutan harta.

Ah ya sudahlah, yang jelas kita tetap harus mencintai produk Indonesia tapi pilihan di tangan anda sebagai pemirsa.

0 komentar:

Posting Komentar